Ticker

6/recent/ticker-posts

Serangan Mataram Ke Sukadana dan Politik Ratu Mas Jaintan

 Oleh : Isya Fachrudi


Tidak sekadar digelari raja terbesar di era kerajaan Mataram, Sultan Agung di pertengahan abad ke-17 juga dikenal sebagai sang penakluk. Wilayah taklukannya tidak hanya meliputi kota pelabuhan penting  pantai utara pulau Jawa,   namun juga kerajaan Tanjung Pura Era Sukadana di bagian barat pada penghujung abad ke 16.

Sukadana di masa itu di pimpin oleh seorang perempuan yang bernama Ratu Mas Jaintan Atau ratu Bunku, yang berkuasa pada tahun 1609 hingga 1622 Masehi.  Kekuasaanya berakhir karena di serang oleh Mataram, akhir hayat Putri Bunku di habiskan di daerah Pingit Jogyakarta sebagai tempat pengasingannya. 


 Penaklukan Sukadana  Pada tahun 1622  sebagai  pusat kerajaan di barat daya Kalimantan  merupakan sesuatu yang penting bagi  Sultan Agung, sebab Sukadana adalah sekutu bagi Surabaya yang pada masa itu, surabaya memegang peranan penting bagi kekuatan VOC, maka setelah Sultan agung menaklukan kerajaan Sukadana ia akan melanjutkan untuk menaklukan surabaya, dan yang terakhir misinya adalah menghancurkan VOC di Batavia.

Pada masa itu  Sukadana Sampai sekitar 1636 masehi memiliki hubungan istimewa dengan Palembang di Sumatera bagian Selatan, dimana ke dua kerajaan itu sebelumnya berkonflik. Maka Setelah penyerangan mataram ke Sukadana, hubungan Palembang dan Mataram menjadi semakin rumit.

Tanjung Pura Era Sukadana di Masa Ratu Mas Jaintan menapaki masa masa ke emasan, di mana pada masa itu bandar Sukadana sangatlah ramai karena hubungan perdagangan lintas daerah bahkan negara,  seperti dengan Portugis, Inggris, Denmark, Hindia Belanda dan lain sebagainya. 

1 hubungan surabaya dan sukadana

Diplomasi Ratu Mas Jaintan untuk menjalin hubungan politik dan dagang dengan berbagai daerah serta pedagang eropa begitu piawai, maka tidak heran jika di masa itu Bandar Sukadana sangatlah terkenal, hal ini di buktikan dari berbagai manuskrip serta catatan eropa pada abad ke 15 hingga ke 18 masehi, yang sangat banyak mencacatkan tentang aktivitas di bandar Sukadana pada masa itu. Baru setelah Pontianak berdiri pada tahun 1771, dan di tahun 1776 ia menyerang bandar Sukadana, maka  setelah itu pamor bandar Sukadana semakin redup karena di gantikan oleh bandar pontianak yang baru lahir pada tahun 1771 Masehi.

Kembali pada Penguasaan mataram kepada kerajaan Tanjung pura era Sukadana , dimana pada masa itu wilayah Sukadana bersekutu dengan kadipaten Surabaya yang berada di Ujung Timur Jawa. Agresi mataram ke Sukadana ini merupakan satu-satunya agresi milternya yang ada di luar pulau Jawa. Pertanyaanya mengapa Sukadana  yan menjadi target agresi militer sultan agung ?

 SETELAH RATU BUNKU DI TANGKAP DI BAWA KE MATARAM PUTRANYA GIRIMUSTIKA DI TUNJUK BUTAPI BAUREKSO MENJADI RAJA DAN DIAM DI MELIAU ATAU MULIA (blomart)

 Menurut dari berbagai sumber manyatakan bahwa,  Sukadana yang ada di  barat daya kalimantan mencakup wilayah Kepulauan Karimata yang memiliki tempat  strategis,  sehingga pada masa itu menjadi pusat perdagangan di arah barat daya Kalimantan .

Pada abad masa pemerintahan Ratu Bunku dan setelahnya bandar Sukadana memiliki komoditi unggulan  berupa bahan tambang  seperti , Intan , emas, dan biji besi  serta beras dan hasil alam lainnya. 

Di sebutkan dalam sebuah catatan bahwa kapal Cargo dari berbagai kota dan negara, hilir mudik ke pelabuhan Sukadana di masa itu, bahkan pelancong dari luar dengan membawa kapal pesiar juga sering singgah ke bandar Sukadana. Dengan demikian kita bisa membayangakan bagaimana keadaan Sukadana di masa itu.

Karena pengaruh Sukadana sebagai  bandar perdagangan juga dapat memperkuat sekutunya yakni Surabaya, maka sultan agung  terlebih dahulu melumpuhkan Sukadana sebagai pemasok komoditi ke kadipaten Surabaya di masa itu.  terbukti Setelah Sukadana berhasil ditaklukkan, Surabaya akhirnya dapat di kalahkan oleh pasukan mataram karena kelaparan. 

 intan kobi  tanjung  pura ternyata di rampok  mataram yg nyerang sukadana 

 Pada tahun 1622, Sultan Agung menitahkan Tumenggung Baurekso untuk menyerang Sukadana. Dengan membawa kapal perang mataram  yang berisikan bahan peledak serta panah api beserta 3000 prajurit, tepat pada malam hari mereka menyerang Sukadana. Keesokan harinya Ratu Mas Jaintan atau Ratu Bunku kemudian di tangkap dan di bawa ke Mataram.

Komoditi yang paling terkenal dari bandar Sukadana yakni Intan karena kwalitasnya yang baik, intan intan ini  berasal dari pedalaman  yang ditambang oleh suku dayak di Landak. Selain itu Sukadana  juga penghasil biji besi untuk bahan baja dan senjata bagi Asia Tenggara di masa itu.

Kerajaan Tanjung pura era Sukadana, disebut dalam kitab Negarakretagama  yang di tulis oleh  Mpu Prapanca,  pernah dikuasai kerajaan Majapahit di Jawa Timur. Bahkan Sukadana pada awal era Sultan Agung, adalah sekutu kerajaan kuat Kadipaten Surabaya.  (B Schrieke 1960:30).

Baik kerajaan Majapahit maupun era kerajaan Mataram di Jawa di bawah Sultan Agung, menguasai kepulauan Karimata di wilayah kerajaan Sukadana ini antara lain karena potensi tambangnya yakni intan dan  besinya.

Majapahit,  menurut catatan Negarakretagama, pada pertengahan abad ke-14  juga untuk memperoleh bahan besi mengandung nikel untuk bahan senjata dan pusaka bagi kerajaan Majapahit ini berasal dari bandar Sukadana.

Besi, di masa kerajaan Majapahit maupun Mataram adalah kepentingan vital bagi sebuah kerajaan. Sejarawan Anthony Reid bahkan menulis dalam bukunya Asia Tenggara dalam Kurun Niaga 1450-1680,  Kepandaian mengerjakan logam seringkali berperan dalam pembentukan negara. Keahliah logam, adalah kunci menuju kekuasaan di masa itu.

Mutu besi dari Karimata di era Sultan Agung, maupun besi dari Luwu yang mengandung nikel di era Majapahit, bisa dilihat dari pusaka-pusaka kerisnya. Baik besi dari Karimata, maupun besi dari Luwu, menampilkan kualitas besinya masing-masing dalam produk pusaka baik oleh Mataram, maupun Majapahit.

Dengan keberadaan Mataram di Sukadana, dapat di tafsirkan bahwa pengaruh negeri pedalaman di Jawa Tengah bagian selatan ini bisa  dibandingkan dengan pengaruh “kekaisaran” Majapahit di abad 15-16 masehi.

Demikianlah kisah sejarah penyerangan mataram kesukadana pada abad ke 17, untuk kisah kisah sejarah lainnya anda dapat menyimak di blog ini dan menyaksikannya di cahenl kayong TV, Samapai jumpa dan salam budaya.

MIFTAHUL HUDA 2021 (Di Himpun dari berbagai sumber dan manuskrip )




 

 

Posting Komentar

0 Komentar