Kisah ini d himpun dari beberapa literatur sejarah di antaranya adalah buku sabdo palon, pasak kapuas, serta catatan erpoa, selamat menyaksikan.
Majapahit adalah sebuah Kerajaan besar. Sebuah emperium Yang wilayahnya membentang dari ujung utara pulau Sumatera, sampai Papua. Bahkan, Malaka yang sekarang dikenal dengan nama Malaysia, termasuk wilayah kerajaan Majapahit.
Majapahit berdiri pada tahun 1293 Masehi. Didirikan oleh Raden Wijaya yang lantas setelah dikukuhkan sebagai Raja beliau bergelar Shrii Kertarajasha Jayawardhana. Eksistensi Majapahit sangat disegani diseluruh dunia. Diwilayah Asia, hanya Majapahit yang ditakuti oleh Kekaisaran Tiongkok China. Di Asia ini, pada abad XIII, hanya ada dua Kerajaan besar, Tiongkok dan Majapahit.
Kebesaran Majapahit mencapai puncaknya pada jaman pemerintahan Ratu Tribhuwanatunggadewi Jayawishnuwardhani (1328-1350 M). Dan mencapai jaman keemasan pada masa pemerintahan Prabhu Hayam Wuruk (1350-1389 M) dengan Mahapatihnya Gajah Mada teresohor dipelosok Nusantara dan terkenal dengan sumpah amukti palapa.
Dimasa ini Tanjung pura takluk di bawah kekuasaan majapahit, hal ini termaktub dalam sumpah amukti palapha di ucapkan oleh gajah mada dan di tulis oleh empu prapanca pada masa itu.
Sumpah Palapa berbunyi, “ Sira Gajah Mada, patih Amangkubhumi tan ayun amukti palapa, sira Gajah Mada, Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tañjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa".
Adapun terjemahannya, adalah “ Saya Gajah Mada Patih Amangkubumi bersumpah tidak ingin berbuka puasa untik menikmati segala kenimatan dunuawi. Saya Gajah Mada, juga bersumpah Jika telah mengalahkan kerajaan kerajan di Nusantara, maka saya baru akan melepaskan puasa. Seperti mengalahkan negeri Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, dan Tumasik atau Singapura, maka dengan demikian saya baru akan melepaskan puasa dan menikmati kehidupan duniawi".
Sementara itu Dimasa pemerintahan dewi suhita atau ratu kencana wungu pataih loh gender pernah mengadakan ekpedisi ke borneo, dan menaklukan kerajaan sintang dengan menawan demong nutub untuk di bawa ke majapahit.
Kemudian selanjutnya putri dara juanti sebagai adik dari deomng nutub nekat pergi ke majapahit guna membebaskan abangnya, dari sinilah pertemuan antara putri dara juanti dan patoh lohgender yang berakhir dengan kisah asmara hingga akhirnya patih lohgender rela menanggalkan jabatannya sebagai patih dan pergi ke sintang guna mempersunting dara juanti.
Pernikahan Dara Juanti dan Patih Lohgender membuat negeri Kapuas dan Majapahit menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Pengalaman Patih Lohgender sebagai mantan petinggi Majapahit ikut menambah kekuatan dari negeri Kapuas.
Demong Nutub sendiri setelah dibebaskan oleh adiknya yakni dara juanti dari belenggu majapahit, lebih banyak berfokus untuk membangun Embau Hulu.
Hubungan negeri Kapuas juga semakin terjalin baik dengan negeri induknya yakni Tanjung Pura. Pada masa pemerintahan raja Bapurung, ekspedisi laut Dinasti Ming yang dipimpin oleh Laksamana Cheng Ho, seorang Jenderal Muslim Cina, juga beberapa kali singgah di Pelabuhan Tanjung Pura. Singgahnya ekspedisi ini ikut membentuk komunitas Cina yang ada di Tanjung Pura.
Ekspedisi laut Laksamana Cheng Ho juga ikut berimbas pada pertemuan penduduk di Negeri Kapuas, Majapahit pada waktu itu diperintah oleh Wikramawardhana. Raja Bapurung yang menikah dengan Dayang Silor, Putri dari Banjar kemudian memiliki anak yang bernama Pangeran Karang Tanjung. Pangeran Karang Tanjung selanjutnya melanjutkan tahta di kerajaan Tanjung Pura menggantikan ayahnya yakni raja baparung.
Pangeran Karang Tanjung kemudian menikah dengan Putri Kilang dari Brunai. Saat mempersiapkan pernikahan , didatangkanlah para kaum kerabat dari negeri Kapuas pada masa itu, termasuk sanggau dan sintang serta yang lainnya.
Di Tanjung pura mereka mengukir istana dan membuat tenunan kain, serta persiapan pesta besar besaran untuk melangsungkan pernikahan antara pangeran karang tunjung dan ptri kilang yangberasal dari brunei.
Dari pernikahan tersebut akhirnya Karang Tanjung dan Putri Kilang dianugerahi seorang anak yang di bernama Pangeran Pudong berasap atau tudong asap, konon di beri nama demikian sebab pada masa itu tubuh pangeran saat lahir di selimuti oleh asap, namun pendapat yang lain menyatakan jika nama itu hanyalah kiasan yang menggambarkan pada masa pemerintahan pudong berasap saat itu ia siang malam membuka lahan di kerajaan tanjung pura, sehingga dimana mana terlihat asap membumbung ke angkasa sebagai tanda terdapat aktivitas dari rakyat di kerajaan tanjung pura pada masa itu.
Pada masa pemerintahan pangeran Pudong berasap ini, kekuasaan Majapahit berangsur-angsur mulai lemah di kerajaan tanjung pura era sukadana. Hal tersebut diakibatkan karena banyak dinamakika di dalam kerajaan majapahit, di antaranya adalah perebutan tahta serta menguatnya pamor dari kerajaan islam yang baru muncul di tanah jawa yakni kerajaan demak bintoro yang di dirikan oleh raden fatah. Di tambah lagi dengan Perang saudara yang melanda Majapahit tidak kunjung padam, lalu pengaruh Majapahit di seluruh nusantara mulai meredup.
Pada saat bersamaan, sebuah kerajaan perdagangan baru di luar pulau jawa yang beraasaskan islam, yakni kesultanan Malaka mulai muncul dibagian barat nusantara. Kemaharajaan Majapahit mulai runtuh sehingga tidak mampu lagi untuk membendung kegemilangan dari pamor kesultanan Malaka yang mulai menguasai Selat Malaka dan melebarkan kekuasaannya ke pulau Sumatera pada masa itu.
Sementara itu beberapa daerah taklukkan dari Majapahit di wilayah lain juga satu persatu mulai melepaskan diri. Adipati Unus yakni sebagai penerus dari raden fatah menyapu bersih pengaruh dari Majapahit di wilayah nusantara.
Tak terkecuali kerajaan Tanjung Pura dan negeri Kapuas yang memiliki hubungan dengan Majapahit menjadi target yang harus ditundukkan oleh Adipati Unus. Ditambah lagi Raja Tanjung Pura yaitu Pangeran Pudong Asap, yang pada maa itu mengadakan hubungan dagang dengan Portugis, sehingga membuat adi pati unus yang memang tidak suka, semakin geram dan ingin segera menundukkan tanjung pura secepatnya.
Dengan armada perangnya, Adipati Unus melakukan ekspansi ke Tanjung Pura dan Negeri Kapuas. Dengan mudahnya ia menguasai Tanjung Pura dan Negeri Kapuas karena pada masa itu tidak ada lagi kekuatan besar seperti Majapahit yang menjadi pelindung bagi kerajaan kerajaan bawahannya.
Bandar Labai atau Lawai juga tidak luput dari serangan Adipati Unus, karena Adipati Unus beranggapan bahwa bandar lawai merupakan pusat hubungan Tanjung Pura dan Negeri Kapuas dengan dunia luar, sehingga wilayah ini harus dikuasainya. Maka pada tahun 1521 asehi tuntaslah perjuangan Adipati Unus menguasai Tanjung pura di masa itu.
Setelah menaklukkan Tanjung Pura dan Negeri Kapuas, Adipati Unus melanjutkan ekspedisi ke negeri Malaka untuk mengusir Portugis dari Malaka.
Tahta tanjung pura selanjutnya oleh putra dari pudong berasap yakni panembahan bandala yang bergelar sultan abu bakar jalaluddin, kemudian di lanjutkan oleh adipati pangeran anom, panembahan ayer mala, panembahan di barokh, Panembahan sorgi, ratu mas jaintan dan terkhir tahta tanjung pura era sukadana di wariskan pada pnembahan giri mustika atau yang bergelar sultan muhammad syafiuddin, dan selanjutnya berdirilah kerajaan matan yang di dirikan oleh sultan muhammad zainuddin di sungai matan. MIFTAHUL HUDA
0 Komentar