Oleh : Hasanan
Misteri selanjutnya adalah mencari jejak makam raja raja tanjung pura yang telah di sebutkan sebelumnya yaitu dari mulai Raja prabu jaya, baparung, Panembahan karang tunjung, panembahan pudong berasap, panembahan Bandala, Panembahan Di barokh, panembahan sorgi dan Panembahan giri mustika.
Dari raja raja tanjung pura tersebut kebanyakan mereka di catatkan muller makamnya ada di skeitar bukit laut serta gunung yang ada di sukadana, hanya Baparung yang di tulis muller di makamkan di sungai kayong, dimanakh sungkai kayong yang di maksud muller, nanti kita akan coba bahas pada episode yang lain.
Pertanyaan besar saat ini dimanakah sesungguhnya makam dari raja raja tanjung pura yang di sebutkan muller ada di sekitar bukit laut dan gunung yang ada di sukadana. ?. dari informasi lisan yang didapatkan bahwa tak satupun yang dapat memastikan mengenai keberadaan makam yang ada di bukit laut, sebab selain petunjuk yang minim usia yang lama serta kronik sejarah yang panjang pada masa lalu sehingga membuat keberadaan makam raja raja tanjung pura era sukadana tersebut saat ini hampir tidak di ketahui .
Namun beberapa petunjuk bisa menjadi salah satu kajian walaupun hal ini perlu di teliti lebih lanjut. Kajian yang menarik adalah kompleks makam Tok mangku yang ada di Dusun tanah merah Desa pangkalan buton kecamatan sukadana.
Kompleks makam ini tepat di atas bukit yang saat ini dinamakan sebagai bukit peramas, terdapat 7 makam di dalam kompleks ini, namun yang mengherankan makam ini hanya di sebut sebagai makam Tok mangku. Siapakah tok mangku yang di maksud ?.
Dari berbagai penulusuran dari sumber literatur bahwa nama Tok mangku tidak pernah ada dalam catatan resmi sejarah, sedangkan sebuah fakta yang mencengangkan apabila melihat dari temuan yang ada di kompleks makam yang di sebut tok mangku, seperti bata merah sangat identik dengan corak yang ada di makam panembahan ayer mala dan makam di atas gunung lalang yang di sebut sebagai areal bukit laut.
1 panembahan giri kesuma di makamkan di bukit ( giri ) |
Bata yang ada di kompleks tok mangku memiliki corak khusus dan berukuran besar, jika di bandingkan dengan struktur candi yang ada di negeri baru ketapang hal ini sangatlah mirip. Jika menurut Imam hindarto yakni arkheolog dari badan pelestarian cagar bubdaya menyatakan bahwa batu bata yang ada di kompleks tok mangku memiliki kaitan erat dengan makam serupa dan berkaitan dengan bata yangberasal dari majapahit.
Ada sebuah hipetsis atau dugaan bahwa kompleks makam tok mangku yang terdiri dari beberapa makam adalah tempat berbaringya beberapa raja raja Tanjung pura era Sukadana.
Hal ini di perkuat oleh salah stau sejarawan sekaligus tokoh masyarakat dari sukadana yakni H Udin yang menyatakan jika kompleks makam tok mangku merupakan pusara dari beberapa raja tanjung pura era sukadana yang keberadaanya saat ini sedang di cari.
Jika di lihat dari hasil pencarian nama tok mangku dalam literasi sejarah yang tidak di temukan, maka nama tok mangku sendiri berdasarkan dari hasil diskusi dan kajian, bahwa nama tersebut bisa di peruntukkan bagi para petinggi atau pemangku kepentingan pada masa itu. Tok Mangku terdiri dari dua kata, tok berarti datok kemduian mangku bisa di artikan yakni Pemangku, maka sementara bisa di asumsikan bahwa Tok mangku bukanlah nama seseorang.
Tumpukan bata khas majapahit di makam tok mangku |
Jika benar kesimpulan tersebut, maka tidak salah apabila Abah H . Udin suatu saat dalam sebuah diskusi pernah meberikan masukan apabila plang nama tok mangku yang ada di tepi jalan masuk tersebut di ganti nama menjadi “Kompleks makam raja raja Tanjung Pura Era Sukadana “.
Jika dugaan bahwa kompleks makam Tok mangku merupakan pusara atau makam para raja raja tanjung pura ?. yang menjadi pertanyaan siapakah yang di makamkan di makam tersebut ?.
Jawabannya mari bersama sama kita mencermati beberapa dari catatan sejarah masa lampau, salah satunya yang menarik adalah dari catatan muller , yang juga di salin oleh pj vert serta cl blume.
Yang perli di cermati adalah keberadaan dari panembahan sorgie atau giri kesuma yang bergelar sultan muhammad tajudin, ia memerintah kerajaan tanjung pura era sukadana sejak tahun 1590 hingga 1609 masehi.
Di sebut oleh muller bahwa panembahan sorgie sebagai “VORST VAN SONGIE, GIERIE EN SUCCADANA, jika di terjemahkan secra bebas berarti ia adalah penguasa atas wilayah yang di aliri banyak sungai yang ada di wilayah sukadana dan matan pada masa itu.
Panembahan sorgi menikah dengan putri bunku yakni seorang anak raja dari kerajaan landak, dan ia meninggal pada tahun 1609 yang dimakamkan di giri, yang berarti adalah sebuah bukit atau gunung yang ada di sukadana. Demikianlah keterangan dari catatan muller pada tahun 1822 masehi.
Maka apabila di kaitkan dengan kondisi yang ada di area makam yakni berupa batu bata merah dan tahun mangkatnya raja giri kesuma atau panembahan sorgi, maka di era itu masih di mungkinkan bahwa tradisi makam raja, cenderung berada di tempat yang lebih tinggi dengan segala kemuliannya.
Kemudian di kompleks makam tok mangku juga terdapat beberapa makam, jika menurut hasil diskusi dengan beberapa nara sumber bahwa kompleks makam tersebut adalah pusara dari beberapa raja yang dekat dengan era tahun di mana giri kesuma atau sebelum dan sesudhanya yakni dari mulai raja Karang tunjung, sang ratu agung, panembahan bandala, dan panemabahan giri mustika.
Namun yang pasti penelitian dari balai arkehologi atau uji karbon untuk batu bata merah serta benda benda lain di makma tersebut harus di lakukan guna untuk menguak misteri siapakah makam makam yang ada di komplkes Tok Mangku tersebut.
Sebagai tambahan Jika kita melihat dari buku klasik yang di cetak pada tahun 1973 berjudul Sejarah dan adat istiadat kalimantan barat, yang di tulis oleh JU luntaan di jaman gubernur kalimantan barat yakni kadarusno, ia menyatakan bahwa ada seoarng tokoh agama di zaman giri kesuma yang bernama sye husein, maka tokoh tersebut di kaitkan dengan nama tok mangku, akan tetapi fakta sejarah dalam catatan Pj Vert dan Cl Blume menyatakan hal yang berbeda bahhw anama Husein di tulis secara jelas berada di pulau datok bersama beberapa pemuka agama yang lainnya.
Maka Rekomendasi akhir dalam kajian ini adalah bagaimana pihak yang terkait dapat melakukan penelitian secara mendalam agar simpang siur dalam kesejarahan tanjung pura era sukadana dapat tersingkap.
Demikinalah pembahasan kami pada episode ke dua misteri Makam Raja Tanjung Pura era sukadana yang ada di kompleks tok mangku, untuk mengetahui lebih lanjut mari kita saksikan pada episode selanjutnya sampai jumpa dan salam budaya.
ISYA FAHRUDI & MIFTAHUL HUDA
0 Komentar