Ticker

6/recent/ticker-posts

Tari Jepin Pintal Tali Sukadana

Penulis : (M. Natsir, Yusri Darmadi, Miftahul Huda )


Salah satu kesenian yang sedang berkembang di Kabupaten Kayong Utara adalah Tari Jepin. Beberapa kelompok sanggar seni di beberapa kecamatan lazim membawakan tari zapin atau masyarakat setempat menyebutnya jepin. Ada beberapa jenis jepin yang berkembang dan biasa dipertunjukkan, namun ada beberapa aliran jepin yang sangat langka bahkan sudah hampir punah yaitu Jepin Pintal Tali.

Hanya ada beberapa snaggar yang tau dengan tari Jepin pintal tali ini, seperti sanggar di Desa Nipah kuning, walaupun  sudah jarang dipertunjukkan, namun sesepuh sanggarnya masih mengetahui jenis tari jepin ini. Kemudian di daerah Sukadana ada seorang maestro yang saat ini sudah lanjut usia bernama Datok Jiban (75 Tahun). Ia mempelajari seni Jepin pintal tali ini sejak usianya masih muda.

Terakhir Datok Jiban melatih anak anak untuk menampilkan jepin pintal tali pada acara festival budaya tahun 2018. Saat itu di bantu juga dengan anak anak sanggar Erya dari Duta Kayong sukadana dan Dinas Pendidikan setempat dalam melakukan upaya revitalisasi seni jepin pintal tali khas kayong utara yang sudah hampir punah.

 

Namun apabila melihat dari sisi sejarahnya, Tari Jepin adalah salah satu kesenian tradisional dari provinsi Kalimantan barat yang diadaptasi dari kesenian melayu, agama Islam, dan kebudayaan lokal. Tarian ini merupakan salah satu media penyebaran agama Islam di provinsi Kalimantan barat. Selain itu tarian Jepin juga merupakan kesenian tari gerak dan lagu yang memiliki arti di setiap gerakannya. Tari Jepin pada awalnya merupakan media dakwah dalam penyebaran agama Islam di abad ke 13.

 

Menurut seniman tari Melayu, Juhermi Tahir, di Tebas-lah catatan sejarah menyatakan awal mulanya tari Jepin dipentaskan tahun 1928. Meski berangkat dari pakem yang sama, yaitu diawali salam pembuka dan diakhiri salam penutup, tarian di tengahnya terus berkembang. Dulu, gerakan kaki seolah melekat di lantai, tak boleh terlalu mengangkang, dan tangan tak boleh terlalu tinggi. Kini, gerakannya lebih bebas.

Di Kalimantan Barat, ada beberapa jenis varian Jepin. Beberapa di antaranya Jepin Melayu, Jepin Arab, dan Jepin Lembut. Nama-nama tari hasil kreasi baru itu menggambarkan penekanan pada tariannya. Jepin Melayu lebih kental dengan corak Melayu. Jepin Arab mengacu kepada tari Arab.

Tari Jepin Pintal Tali ini merupakan peninggalan kebudayaan Melayu yang pernah ada di Sukadana Kabupaten Kayong Utara, tarian ini merupakan Warisan Budaya yang harus di gali lagi, karena tari Jepin Pintal Tali ini sudah tidak pernah dibawakan lagi sampai sekarang. Menurut Datok (Jiban ) sekitar tahun 1960an di hitung dari usia narasumber pada saat berlatih dan menampilkan tarian Jepin Pintal Tali ini untuk yang pertama kali pada usia 20 tahun dimana pada saat ini narasumber sudah berusia 75 tahun sehingga informasi sebagai narasumber gerak yang didapati hanya tersisa dari ingatan narasumber saja, dikarenakan sudah lama narasumbernya tidak menari lagi. Yang masih tersisa dari ingatannya hanya teknik melilit dan syair-syair yang dibawakan oleh penari.

 

Pertama kali Datok (Jiban) belajar tari zapin pintal tali ini dari seorang yang bernama Amat Ime yang berasal dari Tanjung Baik Budi sementara Amat Ime sendiri belajar dari seorang yang berasal dari Kabupaten Sambas dan tinggal di Tanjung Baik Budi yang namanya sudah tidak diketahui dikarena keterbatasan ingatan dari narasumber. Amat Ime pindah ke daerah sekumpang akhirnya Datok (Jiban) belajar gerak tari dengan Amat Ime selama 3 bulan lebih , mereka berlatih di kediaman Amat Ime di Sekumpang (Air paoh) pada saat berlatih pertama kali dengan Amat mereka berjumlah 7 orang diantaranya Datok (Jiban), Juri, Amat nungki, Amari, Ujang, Marakhi dan Senu mereka berlatih selalu malam hari dengan membawa strongkeng dan berjalan kaki untuk menuju ketempat latihan, dari ke-7 orang yang belatih tari Jepin Pintal Tali ini hanya 6 orang saja yang bisa menari untuk penampilan perdana dikarenakan bernama Amat Nungki tidak bisa ikut menari karna Amat Nungki memiliki keterbatasan di kaki (pincang) menurut informasi yang didapati dari Datok (jiban).

 

Mereka menampilkan Jepin Pintal Tali petama kali pada acara Agustusan mereka diminta untuk mengisi acara yang pada saat itu ada panggung yang biasa disebut panggung Atiam karena yang punya panggung itu bernama Atiam yang sekarang daerah itu untuk pangkalan speed yang ada tepekongnya yang sekarang menjadi Gedung Balai Nirmala.

 

Sebenarnya tarian Japin Pintal Tali ini pernah ada yang berlatih mereka merupakan pemuda disekumpang dan mereka berlatih dikediaman Datok (jiban) yang beralamat di dusun Air Pauh sebanyak 4 orang, tetapi menurut Datok (Jiban) mereka hanya 2 kali latihan selanjutnya mereka tidak ada latihan lagi dan menurut pengakuan mereka yang latihan itu kepada Datok (Jiban) bahwa mereka pusing untuk berlatih Jepin Pintal Tali ini harus berputar-putar waktu memintal talinya. Atok (Jiban) dan teman-temannya yang lainnya merupakan kelompok yang pertama kali belajar tari Jepin Pintal Tali ini.

 

 

Penulis : (M. Natsir, Yusri Darmadi, Miftahul Huda )

Nara Sumber :  Datok Jiban ( Maestro Seni Jepin Pintal Tali ), Haji Syarifudin ( Budayawan Sukadana)

 

 

 

 

 

Posting Komentar

0 Komentar