Ticker

6/recent/ticker-posts

Kisah Intan Danau Raja Kerajaan Tanjungpura ,Pusaka Milik Ratu Mas Jaintan

PENULIS : HASANAN 
REPLIKA INTAN DANAU RAJA  ATAU INTAN KOBI TANJUNG PURA MATAN SUKADANA. 

Perburuan intan di pulau boneo sudah di mulai sejak abad ke 6 masehi, perburuan intan ini berlangsung hingga berabad abad, bahkan hingga saat ini, maka tidak heran apabila pulau borneo atau kalimantan juga di kenal sebagai pulau intan.
Hal inilah yang juga menarik bagi para pedagang asing untuk datang ke pulau borneo, selain belanda, portugis, dan inggris juga pernah menjalin perdagangan dengan beberapa bandar besar yang ada di pulau borneo pada masa itu, salah satunya yakni pelabuhan Tanjungpura era Sukadana.

Nama Kalimantan sendiri dari beberapa sumber menyebutkan berasal dari nama KALIMATAN, yang terdiri dari beberapa kata yakni Kali yang berarti sungai, kemudian Ma yang berarti emas, dan TAN yang berarti INTAN, maka nama kalimaantan artinya adalah sungai yang penuh akan emas dan intan.

Dari berbagai penemuan intan yang ada di pulau boneo, ada satu yang paling melegenda yakni penemuan intan danau raja atau yang lebih di kenal dengan nama Intan Kobi yang di temukan di sebuah tambang tertua di Landak pada masa lalu.

Intan danau raja tersebut di miliki oleh keluarga kerajaan Landak, lalu kemudian saat Ratu Mas Jaintan atau putri bunku yakni putri dari prabu jaya kesuma raja landak, menikah dengan raja Tanjungpura era Sukadana yakni gerukesuma, Intan danau raja tersebut berpindah ke tangan Ratu Mas Jaintan , yang di kemudian hari juga menjadi ratu Sukadana pada tahun 1609 menggantikan suaminya yakni panembahan sorgi atau giri kesuma yang telah wafat.

Intan kobi itu sangat dihargai dalam keluarga kerajaan , dan diyakini memiliki kekuatan penyembuhan yang ajaib. Para Penduduk sangat yakin bahwa air tempat mencelupkan intan kobi tersebut dapat menyembuhkan segala penyakit dan gangguan ghaib .

Karena snagat di hargai intan kobi tersebut kemudian menjadi menjadi simbol keagungan di kerajaan Tanjungpura era Sukadana pada masa ratu mas jaintan. Sehingga untuk melindungi Intan kobi tersebut keamanan di perketat untuk menjaga keberadaan intan kobi tersebut.

Dikisahkan bahwa Berlian yang bernama Intan kobi tersebut disimpan dengan sangat rapi oleh pendekar terpilih sebagai pengawal kerajaan, untuk para pengunjung hanya diperlihatkan replika atau duplikatnya saja. Hanya ada beberapa pengunjung yang memiliki hak istimewa untuk melihat wujud intan kobi yang sebenarnya.

Hingga kemudian sewaktu kerajaan Tanjungpura era Sukadana di masa Ratu Mas Jaintan di serang oleh bupati kendal yakni tangan kanan dari sultan agung kerajaan Mataram, lalu dalam peristiwa tersebut ia di tawan dan di asingkan ke Pingit Jogyakarta hingga beberapa lama .

Sampailah pada suatu masa sang ratu meninggal dunia, maka atas perkenan Sultan Agung Hanyokrokusumo, jenazahnya dibawa kembali untuk dimakamkan di Sukadana. secara rahasia pula, pusaka kerajaan Landak serta intan kobi berhasil dibawa kembali ke kerajaan landak . namun di kemudian hari peristiwa tersebut berbuntut panjang yakni terjadi perebutan intan kobi hingga beberapa generasi.

Dimasa pusat kerajaan Tanjungpura tidak lagi di Sukadana yakni sudah pindah kematan yang selanjutnya di sebut kerajaan matan yang di pimpin oleh Sultan Muhammad Zainuddin, yakni cucu dari Sultan Muhammad Syafiuddin atau Panembahan Giri Mustika, yang juga cicit dari Ratu Mas Jaintan. Sultan Zainuddin menyerbu Kerajaan Landak untuk mendapatkan kembali Intan Kobi yang pernah di wariskan oleh Ratu Mas Jaintan, penyerbuan tersebut di pimpin oleh Mangkubumi yakni pangeran Jaga di laga .
REPLIKA INTAN DANAU RAJA  ATAU INTAN KOBI TANJUNG PURA  2 
 
Dalam penyerbuan itu, selain intan pusaka Kerajaan landak yakni intan danau raja dirampas kembali oleh Matan, Kerajaan Landak pun dapat ditaklukkan. Bahkan, Pangeran Anom Jayakesuma beserta permaisuri serta sejumlah menteri kerajaan Landak ikut tertawan dan dibawa ke Matan.
Untuk menebus kekalahan ini, Kerajaan Landak melalui putri Pangeran Anom Jayakesuma, meminta bantuan kepada Kerajaan Banten. Banten di masa Sultan Abulmahasim Muhammad Zainul Abidin (1690-1703) mengabulkan permintaan bantuan dari kerajaan Landak tersebut, dan mengirimkan pasukannya sebanyak 75 pecalang yang dipimpin pemuda belia bernama Adipati Natakesuma.

Di samping itu, VOC dengan tujuan utamanya untuk mematahkan saingan mereka yakni Inggris yang bercokol di Matan, turut membantu Kerajaan Landak dengan mengirimkan 4 kapal perang beserta tentaranya. masing-masing De Faam, De Bij, De Arend, dan Three Boom, berikut delapan pencalang di bawah pimpinan Bevelhebber Roelof Goen dan Onder Bevelhebber Jacop Klasszoon, dan penyerbuan terhadap Matan ini berlangsung dalam tahun 1699 beberapa bulan setelah kekalahan Kerajaan Landak.

Matan yang dipimpin Sultan Muhammad Zainuddin tidak dapat bertahan, hal ini disebabkan tak sedikitnya pasukan yang melakukan penyerangan, ditambah dengan perlengkapan perang yang jauh tidak seimbang dengan yang ada. Selain hal tersebut, faktor lain yang mempercepat kekalahan Matan, di mana ketika itu antara Sultan Zainuddin dan pamannya yakni Pangeran Agung tengah terjadi upaya kudeta.

Meski Matan telah dikalahkan, namun Inggris masih berupaya mempertahankan diri dan melanjutkan pertempuran menghadapi Belanda, sekalipun pada kesudahannya Belanda berada di pihak yang menang.
 
Mengupload: 2973696 dari 3530954 byte diupload.
sejarah intan di kalimantan 

 
Sekalipun Kerajaan Landak telah mengungguli Matan, dan dengan sendirinya Matan dijadikan taklukan dan Banten yang kemudian mengambil kesempatan baik untuk memperluas kekuasaannya. Dan sejak itu pula, kerajaan Landak berada di bawah Vazal atau taklukan Kerajaan Banten, demikian pula halnya dengan kerajaan Matan.

Pada akhirnya, antara kerajaan Landak dan Kerajaan Matan mengadakan perdamaian dan menjalin kembali hubungan kekeluargaan. Dua meriam yang belakangan dikenai dengan nama Meriam Munggu merupakan peninggalan pusaka tanda perdamaian itu.

Intan danau raja , dengan demikian menjadi sebuah simbol kedaulatan, atau juga semacam jimat yang terkait dengan kekuasaan dan kekayaan dinasti yang menjaganya. Berlian intan kobi mempengaruhi perjalanan panjang sejarah kerajaan Tanjungpura hingga matan dan juga landak serta melibatkan banyak pihak di masa itu. sampai akhirnya diakuisisi oleh Ratu Victoria dari belanda pada tahun 1859.

Intan danau raja tersebut beratnya adalah 367 karat, dengan kualitas permata terbesar yang pernah ditemukan di pulau borneo pada masa itu . intan danau raja juga merupakan berlian kualitas permata terbesar kedua yang ditemukan di dunia, setelah berlian Great Mogul yakni 787 karat, yang ditemukan pada tahun 1650 masehi.

Intan danau raja itu memiliki kilau logam kebiruan, begitu juga dengan berlian dengan ukuran lebih kecil juga memiliki khas yang sama. maka wajar bila bandar Tanjungpura era Sukadana pada masa itu sangat ramai, karena para pedagang sangat menghargai berlian atau intan yang di perdagangkan sebab kecemerlangan dan ragam warnanya yang cukup memukau dan unik.

Intan danau raja adalah adalah berlian berwarna biru langka seperti berlian Hope yang berasal dari tambang di Distrik Guntur, Andhra Pradesh, India, yang saat itu masih menjadi bagin dari Kerajaan Golkonda. seperti yang dijelaskan oleh para ahli permata bahwa Berlian Hope yang awalnya memiliki berat 112 karat pertama kali dipotong menjadi brilian berbentuk buah pir segitiga dengan 67,50 karat, dan kemudian dipotong ulang menjadi bantal antik brilian yakni 45,52 karat. Saat ini berlian Hope adalah berlian biru terbesar di dunia.

Seandainya intan kobi tersebut sampai saat ini masih ada, maka di mungkinkan hilangnya 50 -60% dari berat kasar aslinya , berlian intan kobi itu akan diubah menjadi berlian biru dengan berat setidaknya 120 karat, yang pasti akan menjadi berlian biru yang terbesar di dunia saat ini.

Berlian bernama intan kobi itu sangtlah langka, di mana warna biru tersebut disebabkan oleh atom boron yang ada di dalam kristal. Atom boron juga memberikan sifat semi-konduktor pada bagian berlian ini. Namun, kemunculan berlian ini kurang dari 0,1% dari semua berlian alami di seluru dunia.

Tercatat, sejak tahun 1738 M, Belanda yang pernah bercokol wilayah ini, telah mengekspor intan dan berlian senilai 200.000 hingga 300.000 dolar setiap tahunnya. Berlian yang diakuisisi oleh Perusahaan Hindia Timur Belanda diekspor ke Belanda, dan membantu meletakkan dasar pembangunan bagi pengembangan kota Amsterdam sebagai pusat perdagangan dan pemotongan berlian internasional.

Belanda sangat tertarik dalam memperoleh berlian intan kobi tersebut, mungkin karena sangat penting bahwa intan kobi tersebut merupakan sebuah simbol kedaulatan . maka dari beberapa catatan di temukan bahwa ada Beberapa tawaran cukup menggoda yang dibuat untuk penguasa kerajaan , oleh Belanda, akan tetapi selalu ditolak. Penolkan ini di sebabkan karena nilai intan kobi tidak dapat di tukar dengan material.

 Sejak berpecahnya kerjaaan Matan manjadi beberapa bagian, keberadaan Intan danau raja atau intan kobi kobi tersebut sudah mulai kabur dan sulit terlacak , bahkan hingga saat ini berlian yang melegnda bernama Intan kobi tersebut menjadi misteri yang sebagian masih mempercayainya di sembunyikan oleh keluarga kerajaan pada masa itu di sebuah tempat yang hingga saat ini tidak dapat di ketahui.

Demikianlah ulasan mengenai legenda intan danau raja dari tanah kalimantan yang sangat melegenda, untuk mengetahui kisah kisah sejarah berikutnya anda dapat mencarinya di cahnel kayong TV. Terima kaksih sampai jumpa dan salam budaya.

HASANAN - MIFTAHUL HUDA.

Posting Komentar

0 Komentar