Oleh : Miftahul Huda
Ada yang menarik dengan gelar raja raja kesultanan sambas dari masa awal berdirinya di pertengahan abad 17 sampai raja raja selanjutnya di era abad ke 20. Gelar Sultan Muhammad Syafiuddien pertama kali di pakai oleh Raden Sulaiman yang memerintah kesultanan sambas pada sekitar Tahun 1671 hingga tahun 1682 Masehi.
Raden Suulaiman adalah Putra dari pasangan Sultan Tengah atau raja tengah dari Brunei yang menikah dengan putri surya kesuma yang berasal dari Kerjaan Tanjung Pura Era Sukadana di masa itu.
Pertanyaan dan pembahasan yang menarik mengenai gelar ini adalah, darimanakah Raden Sulaiman memperoleh gelar Sultan Muhammad Syafiuddin ?. dan yang menarik juga adalah, ternyata gelaran ini yang paling banyak di pakai di kesultnanan sambas. Setidaknya ada 5 sultan yang memakai gelar Syafiuddin sepanjang kesultanan sambas hingga saat ini.
Kemudian setelah Raden Sulaiman raja berikutnya kesultannan sambas yakni Raden bima, ia memakai gelar Sultan muhammad Tajudin, kemudian berikutnya lagi yakni Raden Mulia memakai gelar gelar Umar Akamuddin dan seterusnya, dimana nama nama gelar ini memiliki akar sejarah yang sama dengan asal usul gelar yang di dapatkan raden Sulaiman.
Berikut pembahasan selangkapnya yang kami himpun dari berbagai sumber manuskrip yang dapat di pertanggung jawabkan keabsahannya, dan tentunya pembahasan ini juga tidak terlepas dari kajian budaya serta tidak menutup ruang diskusi dan masukan masukan dari para pembaca yang budiman pada kolom komentar yang telah kami sediakan. sebelumnya kami ucapkan terima kasih, salam budaya dan selamat membaca .
Gelar Sultan Sambas pertama yang di sandang oleh raden sulaiman yakni Sultan Muhammad Syaifiuddin ini, adalah waris pemberian dari pamannya yang menjadi raja Tanjung Pura Era Sukadana bernama Giri Mustika, yang pada masa itu bergelar Sultan Muhammad Syafiuddin dan memerintah negeri Sukadana pada Tahun 1627, hingga wafat pada tahun 1677 Masehi, dan di makamkan di belakang mulia di atas bukit Laut tepatnya gunung lalang saat ini.
Dalam manuskrip kuno yang di tulis oleh Raja ali haji pada tahun 1865 masehi dengan judul Silsilah Melayu dan bugis tepatnya pada halaman 4 baris ke 11 di kisahkan asal usul raden sulaiman sebagai pendiri kesultanan samabas islam pertama. Berikut teks asli dan terjemahannya.
GB : potongan manuskrip raja ali haji abad 19 yang mengisahkan gelar sultan sambas dari sultan sukadana
“ Syahdan adapun seperti panembahan giri kesuma itu, adapun beranak perempuan namanya ratu surya kesuma, yang menjadi saudara kepada sultan muhammad syafiuddin, kemudian ratu surya kesuma yang tersebut itu, berlakikan raja tengah iya itu anak raja di sebelah brunei . dan ratu surya kesuma itu, bernakkan laki laki di beri nama Raden Sulaiman, dan raden sulaiman itulah, menjadi raja di negeri sambas bergelar sultan muhammad syafiuddin karena mengambil berkah gelar dari pamannya yang di negeri Sukadana ( Mulia) “.
Pada baris ke lima belas tersebut jelas di sebutkan bahwa Raden sulaiman menjadai raja sambas pertama juga atas restu dari Pamannya yang bergelar sultan muhammad syafiuddin dengan nama aslinya yakni giri mustika.
Di ketahui Ibu kandung Raden Suliaman adalah putri surya kesuma yang merupakan adik dari giri mustika atau sultan muhammad syafiuddin. Putri surya kesuma atau ratu soraya menikah dengan sultan tengah dari brunei yang niat awalnya ia berlayar menuju serawak namaun terdampar di negeri sukadana pada awal abad ke 17 karena cuaca yang buruk.
Dari perkawinan tersebut mereka dikarunia 5 orang anak, di antaranya adalah Raden Sulaiman, Raden Badaruddin, Raden Abdulwahab, Raden Rasymi Putri dan Raden Ratnawati.
Setelah beberapa tahun menetap di Kesultanan Tanjung pura era Sukadana, Sultan Tengah kemudian memutuskan untuk berpindah dari Kesultanan Sukadana untuk menetap di tempat baru yaitu wilayah Sungai Sambas dimana pada masa sebelumya Sukadana sudah berhubungan baik dengan Panembahan di kerajaan Sambas sebelum Islam yakni Pemerintahan dinasti ratu sepudak.
Pada sekitar tahun 1638 masehi berangkatlah rombongan Sultan Tengah beserta keluarga dan orang-orangnya dengan menggunakan 40 perahu yang lengkap dengan senjata dari Kesultanan Sukadana menuju Panembahan Sambas di Sungai Sambas. maka selanjutnya Raden Sulaiman dijodohkan anak perempuan Almarhum Ratu Sapudak yang bungsu bernama Mas Ayu Bungsu. Dari sinilah Maka kemudian pada sekitar tahun 1671 Raden Sulaiman mendirikan Kesultanan Sambas dengan Raden Sulaiman sebagai sultan pertama Kesultanan Sambas dengan gelar Sultan Muhammad Shafiuddin yang berasal dari waris gelaran pamannnya yang ada di negeri sukadana.
Pada masa itu hubungan sambas dan kerajaan tanjung pura era sukadana cukup erat karena hubungan keluarga yang berawal dari pernikahan. Pada masa itu Raden Sulaiman tampaknya juga sering berkunjung ke sukadana, hal ini dapat di jelaskan dari bagaimana ia mendapat gelar sultan yang di kemudian hari juga di ikuti oleh generasi penerus setelahnya.
Bahkan di masa raden Bima yakni anak dari Raden sulaiman ia kembali berhubungan dengan kerajaan Tanjung pura era Sukadana yang menikahi Puteri Indra Kesuma yakni adik bungsu dari Sultan Muhammad Zainuddin sebagai pendiri kerajaan Matan pertama, yang juga masih anak dari Giri Mustika atau Sultan muhammad syafiuddin raja tanjung pura era sukadana di masa itu.
Dari pernikahannya itu dikaruniai seorang putera bernama Raden mulia. Di sebut Raden mulia karena ia lahir di Mulia sebagai tempat asal dari Datoknya yakni Putri surya kesuma yang di nikahkan dengan Raja tengah asal brunei oleh Giri Mustika atau sultan muhammad syafiuddin.
Setahun kemudian Raden bima dengan istrian membawa raden mulia yang masih kecil untuk pamit dengann Sultan Muhammad Zainuddin Raja Matan serta Sultan Muhammad Syafiuddin Raja Tanjung pura era sukadana untuk pulang ke Sambas, setelah itu raden bima lalu dititahkan Raden Sulaiman untuk berangkat ke Negeri Brunai guna menemui kaum keluarga.
Pada Tahun 1685, Raden Bima kemudian dinobatkan menjadi Sultan dengan gelar Sultan Muhammad Tadjuddin. gelar Sultan Muhammad Tadjuddin ini di ambil dari ayah Giri Mustika yang bernama panembahan sorgi atau giri kesuma sebagai raja Tanjung pura era sukadana yang meninggal di akhir abad ke 16 .
Pada periode berikutnya pemerintahan dilanjutkan oleh Raden Meliau dengan gelar Sultan Umar Akamuddin . gelar ini di ambil dari nama Moyangnya yang menjadi raja tanjung pura era sukadana di abad ke 15 dengan nama aslinya yakni panembahan Ayer Mala, yang makamnya di tulis muller pada tahun 1822 masehi ada di bukit laut tepatnya di sebelah barat sukadana, yang saat ini ada di tambak rawang desa gunung sembilan.
Kemudian di masa masa berikutnya gelar Syafiuddin, Tajudin, dan Akamuddin berulang kali di pakai Oleh raja raja sambas, hal ini menandakan betapa teguhnya mereka memegang dan menghormati sebuah gelar kehormatan yang di berikan oleh para pendahu pendahulu mereka.
Peran Giri mustika atau sultan muhammad syaifiuddin sebagai raja tanjung pura era sukadana sangatlah penting dimasa awal awal pendirian kesultanan sambas bercorak islam. Lalu siapakah Giri Mustika atau sultan muhmmad syafiuddin ini, pada episode berikutnya akan kita bahasa khusus dengan tema yang sama, terima kasih telah mengunjungi cahnel kami, semoga informasi dan kajian ini bermanfaat bagi kita semua, sampai jumpa dan salam budaya. MIFTAHUL HUDA
0 Komentar