Dok LSM 2021 |
Dalam istilah melayu serumpun, ‘’Betangas’’ merupakan salah
satu tradisi yang tidak pernah terpisahkan
menjelang acara pernikahan. Namun uniknya dalam tradisi melayu Simpang Matan,
tradisi betangas ini bukan hanya digunakan menjelang acara pernikahan saja,
melainkan diperuntukkan juga untuk mengobati orang sakit tertentu, seperti
demam tumbuh ( demam dengan ruam ruam merah dikulit ), demam kurak ( demam yang
sulit disembuhkan atau berkepanjangan serta sakit beri beri dan lain
sebagainya.
Apabila menjelang pernikahan ritual kecantikan betangas atau
mandi uap ini dilakukan oleh calon pengantin wanita ataupun pria saat 2 – 3 hari menjelang
pernikahan. Uap yang digunakan berasal dari rebusan air rempah-rempah
tradisional seperti daun serai wangi, daun pandan, atau beberapa bahan lain
yang mengandung wewangian. Mandi uap ini bertujuan untuk membuat tubuh lebih
rileks serta menghilangkan bau badan sehingga saat pesta pernikahan tiba, sang
pengantin wanita memiliki bau yang harum
dan segar serta lebih alami.
Jika rumpun Melayu di Simpang Matan Kalimantan Barat ada
betangas, dipulau Jawa ada tradisi mandi bunga atau lulur sebelum acara
pernikahan. Pengantin wanita akan disiram dengan rendaman air bunga dan
disertai dengan tradisi lulur dengan bahan yang mengandung wewangian berasal
dari alam.
Siam, (60 Tahun) dari Desa Penjalaan Negeri Simpang Matan adalah
salah satu pelestari tradisi Betangas yang ia dapatkan dari nyainya (nenek), sejak
ia gadis hingga saat ini. Menurutnya tradisi betangas tersebut bukan hanya sekedar ritual saja, tetapi ada
manfaat yang bisa diambil, misalnya mengobati penyaki, namun yang kebanyakan
adalah untuk menghilangkan bau badan menjelang acara pernikahan.
Bau badan dari calon mempelai akan hilang jika rutin
betangas setiap hari selama 3 hari menjelang acara pernikahan. Karena setiap kali
betangas calon mempelai akan mengeluarkan
keringat kotor yang menyebabkan bau badan. Akan tetapi biasanya setelah betangas, keringat yang muncul nantinya justru akan
berbau wangi, atau tidak begitu
berbau. Selain itu wajah mereka akan bersih berseri, sebab setelah betangas
akan dilumuri dengan ramuan alami yang membuat muka serta badan lebih bersih.
Menurut Siam ada dua jenis betangas yang biasa ia lakukan
berdasarkan kegunaanya, yaitu betangas untuk berobat dan betangas untuk upacara
pernikahan. Keduanya memiliki perbedaan baik dari sisi ramuan dan bahan serta
prosesinya.
Betangas Menjelang
Acara Pernikahan
Menjelang acara pernikahan Siam, yang biasa menangani
prosesi betangas ini biasanya dipanggil untuk memandu acara betangas. Dari
mulai mencari bahan ramuan, kemudian mengolah serta melakukan prosesi betangas
pada calon mempelai.
Alat dan rempah yang digunakan dalam Betangas ini adalah
sebagai berikut ; Periuk, tikar pandan (dibuat
melengkung), pisau, Batu pipis (untuk menggiling ramuan), beras pulut (ketan),
jeruk nipis atau nanas, daun pandan, daun serai wangi atau dedaunan lain yang
berbau wangi.
Bahan sepertu daun pandan dan serai wangi biasanya direbus
dengan periuk atau tempat lainnya yang tidak terlalu lebar. Setelah mendidih
daun dibolak balik dulu hingga beberapa menit, setelah itu periuknya ditutup
dengan rapat agar uapnya tidak cepat habis, karena itu yang akan digunakan
orang untuk betangas nantinya.
Sambil menunggu rebusan pandan atau serai wangi, biasanya
juga sambil meracik ramuan lulur dengan bahan dasar beras pulut ( ketan ) dan
jeruk nipis atau nanas. Mula mula beras pulut ( ketan) dicuci hingga bersih
kemudian digiling menggunakan alat tradisional berupa batu pipis yang disebut
patu pemipis. Setelah beras pulut digiling dengan sangat halus kemduian siap
digunakan nanti untuk meluluri calon pengantin yang selesai di tangas.
Ketika rebusan pandan wangi atau serai sudah cukup maka
proses betangas sudah siap, selanjutnya calon pengantin apabila ia laki laki
maka membuka baju, namun jika wanita memakai kemban lalu duduk dibangku kecil, dihadapannya
terletak periuk dengan rebusan rempah-rempah yang masih tertutup. Biasanya ia dibekali
sendok panjang dari kayu untuk membuka tutup periku sekaligus mengaduk aduk ramuan
ketika proses betangas sudah dimulai.
Setelah itu tikar pandan yang sudah disiapkan dengan dijahit
melengkung disungkupkan ( masukkan ) ke tubuh
calon pengantin, sehingga ia tertutup dengan tikar pandan yang hanya berlobang
diatasnya saja. Selanjutnya menutup bagian atas tikar pandan yang di sungkupkan)
tutupkan pada calon pengantin tersebut
menggunakan beberapa lapis kain dengan tujuan agar uap yang ada didalamnya
tidak cepat menguap. Dengan demikian dimulailah proses betangas, maka calon
pengantin membuka tutup periuk serta sambil memgaduk aduk isinya.
Saat prosesi tersebut tak jarang calon pengantin merasa
kepanasan untuk sesaat, namun setelah lima menit biasanya tubuh akan
menyesuaikan bahkan lebih rileks karena
aroma wangi yang menyengat bahkan terkadang hingga keluar dari tikar pandan. Uap yang dihasilkan
dari ramuan betangas tersebut dipercaya
baik untuk tubuh dan kesehatan. Uap yang hangat dan berasal dari rempah
tersebut, akan menepel pada pori pori tubuh serta dapat menghilangkan bau badan
dan membuat wangi.
Setelah 15 sampai
30 menit, calon pengantik keluar
dari tikar pandan, maka selanjutnya ia akan di lumuri bedak yang tdai dibuat
dari beras pulut (ketan). Setelah sekujur tubuh dilumuri dengan bedak tersebut
kemudian dibersihkan dengan jeruk nipis ataupun nanas. Hal ini bertujuan untuk
membuang sisa sisa keringat kotor yang masih menempel pada tubuh setelah
prosesi betangas selesai.
Demikianlah proses betangas untuk calon pengantin yang dilakukan
selama 3 hari berturut turut. Bagi yang ingin betangas bisa saja menumpang saat
acara betangas dilaksanakan oleh yang punya gawai. Namun khusus untuk yang belum menikah tidak
boleh membuat acara sendiri sebab dipercaya akan kempunan yang bisa
mengakibatkan beberapa hal bisa sakit atau mendapatkan kesialan jika
melanggarnya.
Betangas Untuk
Pengobatan
Betangas dalam tradisi masarakat Simpang Matan juga digunakan
untuk mengobtai penyakit, seperti berbagai sakit demam, biri biri dan yang
lainnya. Prosesi betangas dalam penyembuhan penyakit ini sama dengan prosesi
pada betangas untuk calon pengantin . yang membedakan hanyalah ramuan serta
periode waktu betangasnya saja.
Rempah yang digunakan selain uap dari daun serai wangi
atau pandan biasanya orang yang sakit diwajibkan untuk memakan bubur kacang
hijau, dan bawang putih bakar yang di campur dengan garam saat berada didalam
tikar pandan saat betangas .
Durasi waktu yang diperlukan untuk betangas dalam pengobatan ini biasanya hanya 10 hingga
15 menit namun rutin dilakukan setiap pagi atau sore selama dua hari sekali
selama satu minggu atau hingga penyakit yang diderita sembuh.
Penulis : Miftahul Huda
Nara Sumber : Siam ( Pelestari betangas ), Isnadi (
Budayawan Penjalaan)
0 Komentar